- Home >
- Blog Giveaway , Jelajah , Lomba Blog >
- Menikmati Sawah Perbatasan
Ditulis oleh : Unknown
May 28, 2013
Awal tahun sebelum keberangkatan saya ke Jakarta adalah salah satu kenangan terbaik karena bisa berwisata ke rumah sepupu saya yang berada di Pringsewu salah satu kabupaten di Lampung. Perjalanannya sendiri dari kota Bandar Lampung menuju ke Pringsewu memakan waktu kurang-lebih sekitar 45 menit jika menggunakan motor dengan geberan yang kencang, atau sekitar 1 jam perjalanan jika santai. Hanya saja karena waktu itu masih pagi saya putuskan untung sedikit memacu kendaraan saya sedikit kencang. Bukan karena terburu-buru, hanya saja karena jalanan yang masih sepi dan tenaga motor yang besar (Honda Astrea '96), jadi mau tau mau saya besut dengan kencang, sepintar raungan suara motor memancing saya untuk memacu lebih kencang, seakan-akan berbica kepada saya,
"AYO!!! Gasak* GAS Terus! Kalo kamu berani jangan injek rem ya!"
Oke barusan khayalan yang ngaco... *intermezzo*
Bagian yang paling saya suka adalah saat memasuki perbatasan di daerah Wates, mulai memasuki area persawahan di pagi hari adalah momen yang selalu saya suka. Ya aroma khas alamnya seakan menampar ingatan saya kembali akan masa-masa kecil saya dulu saat masih menjadi bocah kampung. Berkeliling dari satu kampung ke kampung lain. Berpetualang bersama teman ke hutan dan belukar, memancing, menggembala ternak milik teman dan ah... banyak sekali untuk diceritakan, seakan-akan aroma khas area persawahan begitu kental menempel di dalam kepala.
Salah satu tempat favorit saya untuk sekedar menikmati keindahan sawah adalah di tengah persawahan, biasanya orang sekitar sering menyebutnya Bulo'an Sawah. Saya melakukan ritual ini jika pergi mengunjungi rumah sepupu saya. Ya, saya menepi, sejenak turun dari si kuda besi.
Biasanya jika sudah berhenti saya suka untuk berfoto sebentar (narsis). Yang menarik dari area persawahan di sini adalah kabutnya yang tebal. Terlebih jika melewati daerah ini kisaran pukul 05.30 s/d 6.30 WIB. Mungkin jarak pandang hanya beberapa meter saja.
Hanya saja dari perjalanan saya kemarin beberapa lokasi sudah mulai berubah, tak seperti 1-2 tahun sebelumnya. Mungkin karena Pringsewu sekarang sudah memisahkan diri dari Lampung Selatan, mengharuskan mereka untuk melakukan perbaikan infrastruktur, pada beberapa bagian pinggir swaha sudah ada yang terkikis karena terkena imbas pembangunan tugu selamat datang. Besar dan megah dengan arsitektur melengkung memang. Hanya saja areal ini sekarang semakin sedikit panas jika pada siang hari.
Dipinggiran trotoar juga sekarang banyak berdiri beberapa warung dan cafe mini yan berukuran 5 x 5 meter yang berjejer memanjang. Mengurangi keindahan pemandangan sebenarnya, tapi memiliki kesan tersendiri. Karena tempat tersebut bisa saya singgahi sejenak. Menikmati pemandangan persawahan yang luas dengan ditemani nikmatinya kopi Lampung itu hm......
Tulisan ini diikutsertakan pada "Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin”
Navigasi
Sawahnya asik bgt, bau khas daun padi dan lumpur sawahnya itu yg bikin kangen..dulu waktu gw masih sekolah jg sering duduk2 santai di pinggir sawah.
ReplyDeletelebaran besok ajakin ke sini ya phie :D
ke pringsewu jg banyak bgt pohon karet ya...
Saaaaipppp mba, lebaran sekalian kita ramean aja sama anak KASKUS Regional Lampung :D
DeleteKatanya Bolang juga mau ngadain acara...
Kalo pohon karet bukan di Pringsewunya mba, tapi sebelum Pringsewu di daerah Wiyono :D
iya setelah tataan itu kan? ga ngerti gw daerah situ :D
Deletesep lah nanti lebaran koling2 ye :D
Siap mba :D
DeleteMudah2an pas mudik juga bisa bareng2 ya :D
katanya Bolang mau bawa mobil ke Lampung kan lumayan dapet tebengan :3
Kalau di kota besar cari areal kayak gini tuh ibaratnya kayak barang langka ya, susaah.
ReplyDeleteSalam kenal, btw :)
Yup, banget malah gak ada bisa-bisa :D
DeleteSalam kenal juga, terima kasih komentarnya :)
Rindu kampung sendiri :/ (Padahal lagi dikampung)
ReplyDeleteWah... Galau banget nih agaknya.. :))
Deleteoh, ternyata ada juga cowok yg suka foto2 narsis... ^_^
ReplyDeletejadi inget dg masa bersama teman-teman SMA ketika biasanya jam pelajaran olahraga harus keliling mengelilingi sekolahan..
saat melewati daerah persawahan, selalu saja ada teman-teman cewek yg berfoto narsis terlebih dulu.. --"
Hahaha pinter tu cewek-sewek sob, mengabadikan moment berharga bersama alam, kejadiannya juga gak beda jauh, kalo anak2 komunitas lagi maen entah kemana pasti sibuk banget untuk foto2 :p
Deletehehe..
Deleteiya, tapi masa' mengabadikan moment tiap minggu di setting yg sama, paling cuma beda posisi.. --"
Yang selalu bikin miris, setiap ada cerita kenangan tentang sawah, sekarang malah jadi rumah mewah. Hawa semakin panas, karena tumbuhan banyak ditebang dan dipangkas.
ReplyDeleteTerima kasih atas partisipasinya, Mas, sudah tercatat sebagai peserta :)
Yak, bener banget Mas Sofyan...
DeleteTermasuk gambar di atas, beberapa areanya udh banyak yang jadi perumahan padahal sayang banget >.<